Ketika rasa yang tak tertahankan buatku tak mampu terlelap, hanya waktu yang ku tunggu tuk berikan sebuah jawaban yang tepat.
Bulan malam ini temaniku saat ku terjaga setelah sempat ku pejamkan
mata, teringat saat yang lalu dimana masih bulan yang temani tangisi
kerinduan. Saat dimana aku harus berjuang menahan segala rasa dengan air
mata tanpa suara sendiri, malam dimana ku tak ingin melewatinya lagi.
Bintang yang bernyanyi tak mampu cairkan hati, gelapnya sadarkanku akan
kesendirian ini yang tak dapat tertahan lagi. Bukan karena ketiadaanmu
berada disini seperti biasa, namun rasamu yang telah tiada buatku
tertdiam saat semua tertawa dan tertawa saat semua berurai air mata.
Malam
ini sungguh berbeda dari biasanya, hari yang penuh cinta seakan pudar,
tiada hati yang tak dapat berdusta seakan berbicara dan bertanya, malam
ini langit bersahabat, bulan dan bintang pun terlihat, lalu kenapa ada
hujan disudut matamu?. Ini tentang aku dan dia, perjalanan yang telah
kulalui hanya tetangnya. Masih dengan menunggu, menunggu bukan untuk
kembali ke masa itu, menunggu kau mengerti rasaku, pengorbananmu, dan
janji yang telah kau ucapkan sebelum kau tinggalkanku.
Rasa
takut ketika langit mulai redup, menanggalkan birunya hingga gelap yang
tersisa, sunyi desektitarku membuatku ingin mengenang lagu yang selalu
ku tangisi. Ku merasa menjadi manusia yang sangat bodoh ketika ku harus
melakukannya setiap hari, namun kusadari hanya dengan ini ku dapat
mengakhiri sesak di hari ini. Berharap kau mampu membaca makna di balik
sebuah puisi.
Sendiri, ku di malam yang sepi
Terpaku, ku dalam kesunyian
Pertanda, adanya kehampaan
Alunan, sendu lirih terdengar
Terkisah, pilunya kerinduan
Air mata, membaur dalam rasa
Malam, sampaikan salamku
Kepada bintangku
Disini ku masih menantimu
Kapankah kau kan kembali
Temani Malamku
Sebagai pengantar Mimpi Indahku
14 September 2011
Berharap
mata ini tertutup saat senja, agar ku tak temukan malam, seperti malam
sebelumnya. Pagi adalah suatu yang dinanti. karena kebersamaan mampu
mengalihkanku sejenak dari kepedihan. Mata ini tak bisa berdusta, ku
ingin mencarinya di tempat biasa dia berlalu, lewat jendela bus
sekolahku. Ku tersenyum ketika ku menemukanmu di tempat itu walau kau
tak mengarahkan pandanganmu untukku, seketika teringat ku kepada potret
gadis cantik di dompetmu yang seketika mampu mengurai air mataku. Masa
dimana ku mengerti ada yang berbeda, air mata saat ku terluka ini luar
biasa, membuatku bertanya namun ku tak mampu menahannya. Rasa yang luar
biasa dimana hati mudah berubah, ketika hadirmu mampu hentikan tangis
seketika, dan mengentikan tawa menjadi air mata.
Kita
dipertemukan dalam keterpurukan, tempat yang asing yang tak ingin kita
masuki menjadi awal kisah kita. Tak saling menyapa, hanya terdiam tanpa
ada rasa. Saat harap untuk saling sapa berubah menjadi hina, itu dapat
di jadikan cerita lucu masa lau yang buatku bahagia jika ku kenang
berasamamu. Ku ingin selalu mendengarmu bercerita kesan pertama saat
pertama bertemu denganku, tak dapat ku menahan haru ketika ku tahu, kau
terlebih dulu memperdulikanku. Orang yang tak terduga enah darimana
asalnya, mampu berikan warna yang berbeda dalam perjalanan hidupku yang
luar biasa.
Hinaan dan celaan yang menjadi candaan
sehari-hari berubah menjadi perhatian ketika salah satu dari kami
terlukan dengan ini. Hal yang biasa menjadi candaan berubah menjadi
perasaan yang tak tergambarkan oleh muda mudi yang baru pernah merasakan
ini. Hari berganti hari kini bukan keterpurukan yang mempertemukan
kita, namun prestasi yang buat kita untuk saling bersama, diruang yang
sama tanpa kata hanya beradu mata, canggung, dan bingung tak mengerti
apa yang harus dilakukan. Kenangan yang mampu menciptakan air mata
bahagia.
Saat rasa yang disebut cinta bersemi,
perbedaan memisahkan kita, saling menunggu, membenci, tak peduli, pernah
kita lalui, hingga rindu kembalikan kami, dan kesetiaan membawamu
kembali untuk rasa yang dulu yang pernah kau beri. Harapan demi harapan
terkisah mengiringi kebagagiaan, rasa yang dulu memudar oleh yang
namanya pendewasaan kini jarak membuat kita semakin jauh, bahkan untuk
sekedar bersua, kau relakan dirimu menembus pekatnya embun dan basah
kuyup ditengah hujan pegunungan.
Masaku di mana malamku
menjadi malam yang lalu, kini kembali datang padaku, ketika kesetiaan
mulai tergoyahkan bukan karena rasa yang telah terpatahkan, namun
kenyataan yang tak seindah kisah cinta memaksa restu untuk berbicara.
Ketika mahkota sangat berharga, seakan diri ini membisu tak mampu
apa-apa. Terasa kaki ini tak mampu lagi menopang bebanku untuk kembali
berdiri, saat terdengar kata penyayat hati berkali-kali. Hanya jemari
ini yang terbata mulai menulis kata, namun tak mampu ungkapkan rasa yang
sesungguhnya, terus menari tanpa henti hingga ku lelah dan tak ingin
lagi, namun air mata memaksaku untuk kembali ungkapkan tangisku. Sempat
ingin ku tinggalkan hidup yang seperti ini dan memulai hidupku sendiri
untuk kebahagiaan sebuah hati, namun sesuatu yang melingkar di jari
manis kiriku seakan meronta dan tak ingin kulakukan ini.
Berharap
waktu kan segera menjawab, tentang yang menjadi kegundahanku. Ku hanya
berharap rasa yang telah lama terbina tetap terjaga, entah bagaimana
akhir kisah ini nantinya. Aku tak ingin seorang menangis, ketakutanku
saat yang tercinta menjadi benci bahkan tak peduli. Tak sanggup saat
masa yang telah lalu terulang kembali, bukan karena ku tak bersamamu,
namun karena ada hati yang tersakiti olehku. Ku pernah merasakan
sakitnya tak terakui, namun hatiku merayu bahwa itu tak sesakit ketika
ku melihat kesedihanmu. Ku ingin menjaga sebuah hati yang masih terkunci
disini, akan ku tanggung derita lalu jika kau ingin dengan alasan
bahagiamu.Ini waktuku kan menunggu sang waktu untuk menunjukan jawabnya
untukku.
Sumber: https://www.google.com/search?q=malam&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwj5ifWD0o7NAhWEtpQKHfR9CmkQ_AUIBygB&biw=1138&bih=548#imgrc=aoYeS2IrJtIxNM%3A
Dapat diakses di https://www.facebook.com/notes/1031546183526137/
0 comments:
Post a Comment