Saturday, June 4, 2016

Masa Biru Muda

Masa Biru Muda


Senyum menjadi berbeda kala kita tak lagi di tempat yang sama, buah dari perjuanganterasa saat ini. Semuanya berubah namun kurasa sama saja, kalian temanku kalian keluargaku.

Pagi yang tak biasa, kita berbusana seperti pemerhati budaya. Sanggul sederhana mengiasi, riasan seadanya terlihat apik dan menarik pertanda ada momen yang tak biasa. Acara pertemuan yang memaksa kita untuk berkumpul dalam satu tempat,tempat dimana kita bertemu di awal dengan seragam putih biru, kaus kaki yangtak senada, rambut dengan ikat yang tak hanya satu, bertali warna-warni danpipi merah warna lipstick membuat kita semakin lucu. Wajah lugu tak salingmengenal asing  dan saling berpaling.Proses yang biasa terasa menjadi sangat luar biasa di tempat ini. Satu persatu nama di bacakan apik dan seorang ibu yang luar biasa menggantungkan mendal iwarna biru muda. Ucapan selamat dan senyum terucap setiap kukecup tangan lembut pembimbing yang membawaku hingga ku sejauh ini. Haru yang tak biasa membuat hati bergetar melihat senyum mereka perantara pengantar asa. Acara berakhirdengan pengambilan gambar dan hujan membuat mereka menghilang, sanggul berbunga tak lagi terlihat, hanya kekosongan yang membuatku tak dapat beranjak,mengizinkan diriku untuk mengenang kembali proses itu.

Senyum menjadi berbeda kala kita tak lagi di tempat yang sama, buah dari perjuangan terasa saat ini. Semuanya berubah namun kurasa sama saja, kalian temanku kalian keluargaku. Candamu tak terlupa walau kepentingan kita berbeda. Kebersamaan yang sangat sulit terjaga walaupun begitu kita sangat lucu ketikakita mengusahakannya. Pertemuan momen lalu membuatku tersadar tak ada yangberubah dengan diri kalian. Masih saja tak rela ketika harus berjabat tanganucapkan perpisahan, namun lagi-lagi aku tersadar kita sudah berbeda, kita sudahdewasa, dan kita tak lagi berseragam biru muda.

Kesulitanmenyatukan kita, kepentingan bersama memperetat kita untuk berjuang dengantujuan yang sama. Buku yang menemani sehari-hari menjadi makanan biasa yangdapat membuat kita sejenak gila dan mengeluh tertawa. Lima belas menit momenberharga, berebut bekal yang kami bawa saling berteriak dan memaki namun taksampai dihati. Dua jam terakhir membuatku ingin cepat sampai dirumah. Suasanamenjadi berubah hanya beberapa siswa yang mendengarkan guru yang memaparkanmateri dilayar. Terlihat sekelilingku banyak yang terlelap ada juga yang sibukdengan kaca dan kosmetika. Suasana menjadi riuh di sepuluh menit terakhirmengingatkanku kelas akan segera berakhir. Kelasku berubah menjadi toko parfumdan wajah lusuh yang sempat tertidur menjadi segar dengan polesan sederhanakhas anak sma, lelah mataku berkeliling seakan ku tak peduli suasana ini. Jammerah ditanganku temaniku menghitung mudur dalam hati. Tiga.. dua.. satu..suara yang biasa namun menjadi momen yang luar biasa terdengar seiring denganramainya kelas “Waktunya pulang, selamat siang,”  bel tanda berakhirnya kelas berbunyi. Bergegasku meninggalkan kelas berharap diri ini terbang dan sampai di tempat dimana kudapat melepaskan segala beban mataku yang tertahan oleh materi guru.

Kuterbangun dari tidur siangku ku lihat kearah lemariku, terlihat putih abu-abudengan coretan yang tak tentu menyadarkanku bahwa ku hanya bermimpi. Tak adalagi seragam putih abu-abu, tak ada lagi gerbang yang menyambutku tak ada lagicanda lugu yang mengantarkanku kembali ke rumahku. Haru ketika ku menyadarisemuanya telah pergi, kenangan indah masa sekolah yang telah lalu tak dapatterlupa hingga saat ini. Seragam biru muda yang membuatku bangga tersusun rapidiantara seragam lainya. Ingin ku kembali kemasa itu dimana kita bebas dengancinta, bercanda tanpa beban, dan tanpa kedustaan. Semua yang telah berlalumengingatkanku untuk berjalan maju dan menikmati apa yang kurasakan saat ini.Hasil perjuangan masa lalu yang kita rasakan saat ini haruslah kita nikmati,masalah yang berbeda dari sebelumnya adalah bumbu pemanis agar kita mampusaling berbagi dan bercerita. Kenangan lalu yang tak terlupa membuat kitamengerti betapa berharganya waktu hingga terkadang kita menyesalinya. Namunharapan dimasa yang akan datang mampu mengantarkan kita, dengan jalan berbeda melangkahpasti untuk meraih mimpi yang tak saling dimengerti. Sesal takkan pernahberarti jika kita berhenti. Kenangan seragam biru muda akan selalu menjadicerita.

Dapat diakses di https://www.facebook.com/notes/khiki-kuiq/masa-biru-muda/1016587728355316





1 comment: