Kisah dari Desa
2 Maret 2015
Sepeda Merah
Pagi
yang kurindu saat ku berada di desa, angin bertiup lirih temani pagiku
yang indah,sepeda merah kesayangan adalah sahabatku tuk temani menyusuri
pagi yang sunyi.Matahari yang belum pancarkan teriknya ciptakan jalan
gelap tak terlihat, lirihsuara angin temaniku lintasi embun yang pekat.
Jembatan irigasi tempat kuberhenti nikmati pagi seakan menjadi tempat
terindahku di pagi ini. Suara airyang melambat buatku terbawa suasana
yang mulai menghangat, matahari mulaipancarkan biasnya, bagaikan senja
ia seakan tak ingin keluar dari tempat persembunyiannya. Burung mulai
terdengar bersahutan seiring dengan jelasnya hamparan padi yang mulai
kehijauan. Suasanya yang tak terlupakan ciptaan YangMaha Memiliki
Kekuasaan.
Fajarmulai meninggi kuputuskan untuk pergi,
namun suara klasik sepeda antikmembuatku berbalik. Seseorang diatasnya
tersenyum malu seraya mengajakku untuktak lagi berada ditempat itu.
Dinginnya pagi membawa kita jauh pergi.Perjalanan panjang tak terasa
oleh berbagai macam cerita. Berbagi penuh candamenyusuri jalan yang
belum pernah ku temui sebelumnya.
Pagi yangberbeda,
jembatan irigasi yang selalu temani kini telah berganti. Hamparan
luaspersawahan masih menjadi dominasi, namun hamparannya tak seluas
sungai keciltadi. Jembatan tua bekas jalan kereta, tempat yang indah
untuk berbagi cerita.Perkenalan yang belum lama membuat tersipu malu
kala kedua mata saling bertemu,rasa ingin bercanda tertahan oleh senyum
yang tak terlukiskan. Hamparan luasdan lembutnya aliran sungai
dibawahnya membuatku hanyut dalam suasana baru yangtak dapat
tergambarkan. Teriknya mentari sadarkan kita untuk pergi,
lagi-lagiperpisahan selalu berada di akhir pertemuan, memaksa si merah
dan si antikberjauhan.
Sepedamerah kembali
hantarkanku pada kesendirian, ayunan perlahan membawaku padatempat di
awal ku berjalan. Harapan setelah perpisahan terjadi setelah
adanyapertemuan, rasa rindu menggebu kala mengenang hilangnya bayang
itu. Sepedamerah ingatkanku tuk kembali berbagi senyuman setelah
perpisahan hingga terciptakembali sebuah pertemuan.
Bisa diakses di
https://www.facebook.com/notes/khiki-kuiq/sepeda-merah-pagi-yang-berbeda/1042652529082169
0 comments:
Post a Comment