Friday, November 18, 2016

MIMPI

Hariku penuh tidak seperti biasanya. Hingga rindu ini tertuju pada tempat tidurku. Mata ini ingin sekali terlelap, lelah hingga terasa hangat, memerah dan akhirnya mataku tidak bisa berbohong lagi dengan letih.


Bismillah…

Aku ingin bermimpi…

Lelahku, letihku, semua pergi seketika, tubuh ini terasa sangat ringan. Jalan gelap yang tadi kulalui, membawaku ke sebuah keramaian khas alun-alun kota. Gerobak dan lapak dagangan, jajan khas pinggiran jalan tertata tak beraturan memenuhi lapangan yang cukup luas dibawah rindangnya pohon alun-alun.

Namun, tidak ada satu orang pun kecuali aku disini. Kususuri sekelilingku dengan pandanganku, tak lama pandanganku mengarah pada satu orang laki-laki paru baya, sendiri yang sedang memilih topi, dan anehnya tiba-tiba muncul lagi penjualnya yang sibuk menawarkan topi terbaiknya. Dalam hitungan detik keramaian itu menjadi, hari ini sangat terik tetapi aku tidak merasakan panas sedikitpun, sepi itu menjadi gerombolan orang yang penuh sesak berebut mengantri untuk lebih dahulu dipenuhi pesanannya di pedagang kerak telur di sisi kiriku.

Mereka semua sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing, cuaca terik, keramaian, dan padatnya lalu lintas tidak menghalangi kebahagiaan mereka. Mereka yang berkeringat, beberapa diantaranya rambutnya sampai basah karena terik. Aku masih berada di tempat yang sama mengelilingkan pandanganku memperhatikan di sekelilingku. Ada yang bergandengan tangan dengan pasangannya, bercanda bahagia dengan rekan yang sama-sama mengenakan putih abu-abu dengan gelas es di tangan masing-masing, ada juga seorang Ayah yang sibuk menenangkan anaknya yang merengek meminta es berwarna di sisi kanannya.

Pandanganku menemukan sesuatu, perlahan ku hampiri terasa ringan tubuh ini, dan tidak ada sulit sedikitpun untukku untuk menembus keramaian yang padat itu. Aku berhenti di gerobak dagangan yang ramai namun sepertinya tidak ada yang memperhatikanku sama sekali. Seorang laki-laki berkaus putih dan berkeringat sedang bekerja keras menyiapkan pesanan untuk pelanggannya. Aku meraih satu untukku, tanpa membayar aku pergi. Entahlah rasanya semua gratis untukku.

Gula-gula awan merah muda. Seperti kapas terbuat dari gula dan pewarna, di olah dengan pengolah sedemikian rupa, di gulung menggunakan kertas memanjang dan di bungkus plastik bergambar animasi favorit anak-anak masa kini.

Aku tidak pernah sebahagia ini sebelumnya, senyumku merekah sembari ku memeluk Si Merah Muda tanpa peduli dengan keramaian yang memang tidak ada seorangpun yang memperhatikanku. Aku menggenggamnya layaknya bantal guling di kamarku. Setengah berlari aku menuju suatu tempat yang juga tidak ku ketahui namun aku sepertinya punya tujuan yang pasti dan membuatku sangat penasaran.

Terhenti sejenak, karena ku tersadar aku kembali ke tempat yang sama seperti datangnya sebelum keramaian. Aku meraih gula-gulaku dan membukanya. Memakannya sedikit demi sedikit, tangan kiriku menggengam bungkusannya dan tangan kananku menyobek sedikit gumpalan gula berbentuk awan merah muda dan memasukan ke mulutku perlahan.
Belum sempat ku menelannya, ada seseorang yang meraih tangan kananku, ku lihat tangannya putih menarikku berlari kea rah yang ku tuju tadi. Dalam waktu yang tidak lama aku dapat melihat keseluruhan dirinya meski hanya bagian tubuh belakangnya, rambutnya indah coklat kemerahan menari seiring dengan iramanya berlari.

Seperti menaiki angin, sampai ketempat yang berbeda, dia berhenti dan menghadap ke arahku. Dia adalah temanku, teman akrabku, dia tersenyum dan meraih dua tanganku sembari tertawa lebar dan cantik, disitu aku melupakan gula-gulaku. Saat ini aku masih di alun-alun kota, namun tidak terlalu ramai, dan hanya ada banyak kendaraan yang parkir, dan sedikit orang yang berlalu lalang, tidak ada penjual, hanya ada penyewa sepeda, motor dan mobil elektrik.

Dia mengajakku untuk mencoba salah satunya. Aku mencoba motor elektrik, kita tertawa berasama dengan bahagia hingga…

Suara yang tidak asing mendekat padaku, seseorang yang memang tidak asing juga mendekat padaku, ia adalah seorang laki-laki yang mengenakan pakaian berdominasi putih bermotif kotak-kotak tidak beraturan masa kini, pakaian yang pertama ku lihat ia mengenakan kemeja. Pipinya berisi seperti saat kita bertemu, mengenakan celana pendek seperti yang biasa ia kenakan.

Dan cliiingg… sungguh ajaib.

Tiba-tiba dia memegang gitar tak berkepala dan berganti menggunakan kaos berwarna biru pudar persis saat pertama dia menemuiku. Mengajakku bermain motor elektrik dan dia bernyanyi lagu yang juga akhirnya saat ini sering ku nyanyikan.

Saat dia menyanyikan lagu latar belakang kita berada di tempat ngopi terbuka di mana ada barista dan mejanya yang siap menyiapkan pesanan kita dengan waktu yang cepat. Pandanganku tidak terlepas pada laki-laki itu, kita saling tersenyum lepas tidak seperti biasanya, hanya bicara seadanya tersenyum sendiri-sendiri berharap diantara kita tidak ada yang mengerti tentang pipi yang meranum dan bibir yang sedikit menyungging. Kita saling memandang dalam waktu yang lama aku yang terduduk dan dia masih berdiri.

Seketika, gitar itu yang tadinya tidak berkepala menjadi patah terbelah dan tidak tahu di mana belahan yang satunya. Ku lihat kebingungan di wajahnya, dan perempuan yang tadi bersamaku tiba-tiba memalingkanku pada pandangannya. Dia memarahiku, berbicara tetang keburukannya, gitarnya, dan juga tentang seorang wanita yang membuatku patah hati dan kembali meneruskan memakan gula-gulaku yang entah kapan kembali ke tangan kiriku.

Latar belakang kembali ke keramaian alun-alun. Ku lihat kea rah laki-laki tadi kembali mengenakan baju putih berkotak, tanpa gitar ditangannya, tidak lagi tersenyum kepadaku. Ia menundukan kepalanya, pipinya sudah tidak lagi berisi seperti tadi, persis dengan kondisinya saat ini, lebih terlihat tua dari sebelumnya, tidak lagi mengenakan celana pendek melainkan celana panjang.

Ia memunggungiku, perlahan hilang, dan semuanya pergi.



Gelap, gelap, gelap…




Latar belakang kembali langit-langit kamarku. Kupandangi dalam-dalam, ku ingat apa yang terasa sangat nyata barusan.

Aku bermimpi…




Dari sekian banyak nama yang pernah ku temui . . .
Kenapa dia yang menari dalam mimpiku?
Dalam pengunduran diri, tidak ada lagi kata rindu. . .
Namun mengapa dia kembali menghampiriku?
Meski pun hanya sekedar mimpi. . .
Mengapa juga harus datang dan pergi?
Setidaknya tinggalah sejenak disini,
Dalam senyum dan kecewa yang nyata,
Untuk jawaban iya dan tidak.


Sumber gambar : https://www.google.co.id/search?q=mimpi&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjLnf3HnbPQAhUFN48KHQVpBgwQ_AUICSgC&biw=1366&bih=662#imgrc=5iP8vNWIfPCy5M%3A


1 comment:

  1. Emperor Casino Online | €500 Bonus + 100 Free Spins
    Play Now ᐉ Emperor Casino online | Exclusive 100% up to €500 + 100 free spins! ☝ SIGN หาเงินออนไลน์ UP ▻ MEMBER SIGN UP ▻ Play at the Best Online 제왕 카지노 Casino! Rating: 4 · choegocasino ‎Review by Shootercasino.com

    ReplyDelete