Terkadang
rasa yang disebut cinta itu hadir dengan cara yang luar biasa, berawal dari
senyuman, rasa benci hingga rindu membuat rasa yang demikian menjadi pewarna
dalam masa awal menjajaki dunia yang mulai dewasa. Berawal dari senyum yang
berbeda membuat seseorang merasa hanya untuk dirinyalah senyum itu tercipta,
itulah luar biasanya cinta, menyatukan kedua insan yang tak saling mengenal
menjadi dekat dan sangat dekat hingga tak ada satupun yang memisahkan mereka.
Waktu
yang telah lama dilalui tak terasa hingga pahit manisnya tak terpikirkan lagi,
pada dasarnya hati memerlukan sedikit ruang untuk membaca apa yang sebenarnya
ia rasakan hingga mampu menyadari yang sebenarnya terjadi dan apa yang harus
dilakukan untuk memecahkan problema hati yang sedang mengoyaknya.
Hari demi
hari terlewati, berjuta senyuman tercipta hingga menjadi kenangan yang tak
mudah terlupa, namun tangis pun menjadi warna yang terkadang membuat hati
bertanya masihkah rasa ini yang disebut dengan cinta. Kita menjauh seiring
dengan waktu yang juga mulai menua, tanpa tersadar air mata tercipta dan hanya
dapat ku rasakan sendiri tanpa kamu ketahui.
Aku
wanita yang pernah kau tinggalkan sebelummnya, kau diamkan hinggaku bimbang,
banyak hati yang berperang untuk menguasaiku dan ketika ku hampir menyerah kau
datang bagaikan tentara sekutu yang menyerang tanpa ampun hinggaku menyerah dan
jatuh dalam kekuasannmu. Namun apa yang terjadi saat kau berhasil tanpa ampun
kau meninggalkanku dalam keadaan terjajah, hal itu berulang dan terus berulang,
dan pada saat ku mulai angkat tanganku kau kembali dengan senyum seperti biasa
dan membuatku luluh, hujan akhir tahun menjadi saksi janjimu untuk tak lagi
menghancurkan hatiku serta mampu yakinkanku kau masih berada dalam barisan
terdepan pembawa kunci hatiku.
Bukankah
aku adalah wanita yang kuat? bertahan dalam keadaan sakit dan tetap dengan
janjiku untuk selalu menyayangimu, setiaku hanya untukmu hingga yang terlihat
dimataku hanyalah dirimu, seolah tak percaya dengan yang lainnya ku mengunci
hatiku dengan rasa percayaku padamu. Semakin dewasa umur kita semakin banyak
pula yang menghalangi kita. Jarak, waktu, dan latar belakang mereka mulai
berbicara dengan keadaan hidup yang sesuai dengan realita.
Semakin
lama rasanya semakin sakit, harus bertahan dari rasa kecewa yang tak kunjung
berhenti. Ingatkah dirimu masa dimana ku bahkan takut untuk marah, menangis,
dan cemburu. Aku sangat takut suatu saat kau akan membenciku adalah alasan aku
bertahan untuk waktu yang sangat lama. Tak ingin kenangan indah yang telah tercipta
terbuang sia-sia, namun sifat kerasmu seolah tak memberiku kesempatan tuk
ungkapkan sedihku yang telah membuat hatiku sesak. Banyak nasehat yang datang
untukku agar ku tak lagi melanjutkan ini, mereka tak ingin senyumku ternodai
oleh lukaku yang tak pernah ku bagi, hingga rasa dimana ku menyerah tak mampu
lagi bertahan dengan air mata yang selalu tersembunyi disetiap malamku.
Bukanku
ingin dihargai, setidaknya akuilah perjuanganku selama ini, yang berjuang untuk
selalu menyayangimu, menjadi seseorang yang berada dibelakangmu, berdoa dan
setia untukmu. Sayang, aku tak pernah mengharapkan apa-apa darimu, jika aku
inginkan parasmu aku bukanlah wanita yang buta yang tak bisa membededakan paras
seorang pria, jika aku inginkan hartamu aku bukanlah orang yang tidak
berpendidikan yang tak bisa menghitung kekayaan seorang pria, jika aku inginkan
derajatmu aku bukanlah orang yang tuli yang tak bisa mendengar siapa pria yang
bertahta, nyatanya aku telah memilihmu, hatiku meronta hingga ku buta, bodoh,
dan tuli. Mungkin ini yang disebut dengan cinta, kesederhanaan menjadi kebahagiaan
yang luar biasa karena kaulah yang terisimewa dan masih istimewa.
Taukah
kamu, kebahagiaanku adalah saat ku memperkenalkan dirimu sebagai lelakiku
kepada mereka yang menginginkanku, disitu aku merasa menjadi wanita yang sangat
jahat, walau ku tahu mereka tak menginginkannya, aku akan tetap bercerita
tentang kebahagiaanku denganmu. Membandingkanmu dengan laki-laki kebanyakan
membuatku bahagia dan terkenang masa-masa bahagia saatku benar-benar merasa kau
sayangi.
Satu yang
belum ku dapat darimu, ku hanya ingin kau menjadi laki-laki kebanggaan untuk
siapapun juga, bukan hanya untukku, sepertiku bangga memiliki dirimu, jadilah
seperti yang kulukiskan karena ku ingin dunia takut padamu karena kamu adalah
laki-laki yang luar biasa yang bukan hanya pernah menyayangiku dengan setulus
hati. Aku tak membutuhkan tangis sesalmu belum dapat melakukan yang satu ini,
namun ku membutuhkan kamu untuk melakukan yang belum dapat kau lakukan untuk
kebaikannmu dan orang-orang yang menyayangimu nantinya.
Izinkan aku untuk tetap mencantumkan namamu diantara orang-orang yang kusayangi, agar hanya ikatan persaudaraan dengan penuh kebahagiaanlah yang tercipta bukan sesal semata, bukan dendam melainkan rasa saling menjaga. Berharap ada seseorang yang mencari jawaban dengan berada tepat didepanku mengajukan satu pertanyaan. Jika hari itu tiba, tak akan pernah lagi aku berdusta.
“Sayang,
kau tau mengapa aku berhenti.??
Bukanku
tak lagi mencintaimu…
Ini
karena aku sangat menyayangimu..
Aku ingin
kau hanya menjadi sumber bahagiaku..
Bukan
untuk lukaku..
Aku
menginginkan kenangan indahlah yang tercipta darimu..
Bukan sayatan
luka yang tergores dalam hatiku..
Nada
tinggi yang sering kau ucap kala kecewa..
Aku tak
ingin mendengarnya lagi..
Karena ku
hanya ingin mendengar kata manis darimu..
Biarkan
lah hati ini terkunci dengan rasa percayaku padamu..
Izinkah
aku melakukannya..
Karena ku
tak ingin membencimu..
Hati ini
ingin selalu menyayangimu..
Kau benar
aku hanyalah pembohong..
Yang
hanya bisa tersenyum yang seharusnya menangis..
Kutitipkan
rasa ini pada ketidakpastian..
Waktu
yang akan menjawab..
Takdir
selalu siap untuk berucap..
Aku
selalu takut dengan hal seperti ini..
Memikirkannya
pun aku tak sanggup..
Jika
suatu saat nanti kau tak akan lagi peduli saat terjadi sesuatu padaku..
Namun
waktu ini tak lagi memihak..
Aku janji
tidak akan bersedih..
Karena ku
tahu kau adalah orang yang tidak pernah rela melihatku mengangis..
Sayang,
berbahagialah…
Sekali
lagi ku berjanji tidak akan lagi menangis..
Karena ku
sadar, sudah tidak ada lagi seseorang yang merelakan lengan bajunya untuk
menghapus airmataku yang sulit untuk dihentikan.
Terima
kasih untuk senyuman yang kau beri..
Ketahuilah..
aku masih menunggu kau bertanya, apakah aku menderita.”
Setelah terjawab maka akan diketahui siapa yang berkaca nantinya
ReplyDelete