Friday, August 14, 2015

Hanya Satu Pertanyaan

Terkadang rasa yang disebut cinta itu hadir dengan cara yang luar biasa, berawal dari senyuman, rasa benci hingga rindu membuat rasa yang demikian menjadi pewarna dalam masa awal menjajaki dunia yang mulai dewasa. Berawal dari senyum yang berbeda membuat seseorang merasa hanya untuk dirinyalah senyum itu tercipta, itulah luar biasanya cinta, menyatukan kedua insan yang tak saling mengenal menjadi dekat dan sangat dekat hingga tak ada satupun yang memisahkan mereka.

Waktu yang telah lama dilalui tak terasa hingga pahit manisnya tak terpikirkan lagi, pada dasarnya hati memerlukan sedikit ruang untuk membaca apa yang sebenarnya ia rasakan hingga mampu menyadari yang sebenarnya terjadi dan apa yang harus dilakukan untuk memecahkan problema hati yang sedang mengoyaknya.


Hari demi hari terlewati, berjuta senyuman tercipta hingga menjadi kenangan yang tak mudah terlupa, namun tangis pun menjadi warna yang terkadang membuat hati bertanya masihkah rasa ini yang disebut dengan cinta. Kita menjauh seiring dengan waktu yang juga mulai menua, tanpa tersadar air mata tercipta dan hanya dapat ku rasakan sendiri tanpa kamu ketahui.

Aku wanita yang pernah kau tinggalkan sebelummnya, kau diamkan hinggaku bimbang, banyak hati yang berperang untuk menguasaiku dan ketika ku hampir menyerah kau datang bagaikan tentara sekutu yang menyerang tanpa ampun hinggaku menyerah dan jatuh dalam kekuasannmu. Namun apa yang terjadi saat kau berhasil tanpa ampun kau meninggalkanku dalam keadaan terjajah, hal itu berulang dan terus berulang, dan pada saat ku mulai angkat tanganku kau kembali dengan senyum seperti biasa dan membuatku luluh, hujan akhir tahun menjadi saksi janjimu untuk tak lagi menghancurkan hatiku serta mampu yakinkanku kau masih berada dalam barisan terdepan pembawa kunci hatiku.

Bukankah aku adalah wanita yang kuat? bertahan dalam keadaan sakit dan tetap dengan janjiku untuk selalu menyayangimu, setiaku hanya untukmu hingga yang terlihat dimataku hanyalah dirimu, seolah tak percaya dengan yang lainnya ku mengunci hatiku dengan rasa percayaku padamu. Semakin dewasa umur kita semakin banyak pula yang menghalangi kita. Jarak, waktu, dan latar belakang mereka mulai berbicara dengan keadaan hidup yang sesuai dengan realita.

Semakin lama rasanya semakin sakit, harus bertahan dari rasa kecewa yang tak kunjung berhenti. Ingatkah dirimu masa dimana ku bahkan takut untuk marah, menangis, dan cemburu. Aku sangat takut suatu saat kau akan membenciku adalah alasan aku bertahan untuk waktu yang sangat lama. Tak ingin kenangan indah yang telah tercipta terbuang sia-sia, namun sifat kerasmu seolah tak memberiku kesempatan tuk ungkapkan sedihku yang telah membuat hatiku sesak. Banyak nasehat yang datang untukku agar ku tak lagi melanjutkan ini, mereka tak ingin senyumku ternodai oleh lukaku yang tak pernah ku bagi, hingga rasa dimana ku menyerah tak mampu lagi bertahan dengan air mata yang selalu tersembunyi disetiap malamku.

Bukanku ingin dihargai, setidaknya akuilah perjuanganku selama ini, yang berjuang untuk selalu menyayangimu, menjadi seseorang yang berada dibelakangmu, berdoa dan setia untukmu. Sayang, aku tak pernah mengharapkan apa-apa darimu, jika aku inginkan parasmu aku bukanlah wanita yang buta yang tak bisa membededakan paras seorang pria, jika aku inginkan hartamu aku bukanlah orang yang tidak berpendidikan yang tak bisa menghitung kekayaan seorang pria, jika aku inginkan derajatmu aku bukanlah orang yang tuli yang tak bisa mendengar siapa pria yang bertahta, nyatanya aku telah memilihmu, hatiku meronta hingga ku buta, bodoh, dan tuli. Mungkin ini yang disebut dengan cinta, kesederhanaan menjadi kebahagiaan yang luar biasa karena kaulah yang terisimewa dan masih istimewa.

Taukah kamu, kebahagiaanku adalah saat ku memperkenalkan dirimu sebagai lelakiku kepada mereka yang menginginkanku, disitu aku merasa menjadi wanita yang sangat jahat, walau ku tahu mereka tak menginginkannya, aku akan tetap bercerita tentang kebahagiaanku denganmu. Membandingkanmu dengan laki-laki kebanyakan membuatku bahagia dan terkenang masa-masa bahagia saatku benar-benar merasa kau sayangi.

Satu yang belum ku dapat darimu, ku hanya ingin kau menjadi laki-laki kebanggaan untuk siapapun juga, bukan hanya untukku, sepertiku bangga memiliki dirimu, jadilah seperti yang kulukiskan karena ku ingin dunia takut padamu karena kamu adalah laki-laki yang luar biasa yang bukan hanya pernah menyayangiku dengan setulus hati. Aku tak membutuhkan tangis sesalmu belum dapat melakukan yang satu ini, namun ku membutuhkan kamu untuk melakukan yang belum dapat kau lakukan untuk kebaikannmu dan orang-orang yang menyayangimu nantinya.

Izinkan aku untuk tetap mencantumkan namamu diantara orang-orang yang kusayangi, agar hanya ikatan persaudaraan dengan penuh kebahagiaanlah yang tercipta bukan sesal semata, bukan dendam melainkan rasa saling menjaga. Berharap ada seseorang yang mencari jawaban dengan berada tepat didepanku mengajukan satu pertanyaan. Jika hari itu tiba, tak akan pernah lagi aku berdusta.


“Sayang, kau tau mengapa aku berhenti.??
Bukanku tak lagi mencintaimu…
Ini karena aku sangat menyayangimu..
Aku ingin kau hanya menjadi sumber bahagiaku..
Bukan untuk lukaku..
Aku menginginkan kenangan indahlah yang tercipta darimu..
Bukan sayatan luka yang tergores dalam hatiku..
Nada tinggi yang sering kau ucap kala kecewa..
Aku tak ingin mendengarnya lagi..
Karena ku hanya ingin mendengar kata manis darimu..
Biarkan lah hati ini terkunci dengan rasa percayaku padamu..
Izinkah aku melakukannya..
Karena ku tak ingin membencimu..
Hati ini ingin selalu menyayangimu..
Kau benar aku hanyalah pembohong..
Yang hanya bisa tersenyum yang seharusnya menangis..
Kutitipkan rasa ini pada ketidakpastian..
Waktu yang akan menjawab..
Takdir selalu siap untuk berucap..
Aku selalu takut dengan hal seperti ini..
Memikirkannya pun aku tak sanggup..
Jika suatu saat nanti kau tak akan lagi peduli saat terjadi sesuatu padaku..
Namun waktu ini tak lagi memihak..
Aku janji tidak akan bersedih..
Karena ku tahu kau adalah orang yang tidak pernah rela melihatku mengangis..
Sayang, berbahagialah…
Sekali lagi ku berjanji tidak akan lagi menangis..
Karena ku sadar, sudah tidak ada lagi seseorang yang merelakan lengan bajunya untuk menghapus airmataku yang sulit untuk dihentikan.
Terima kasih untuk senyuman yang kau beri..

Ketahuilah.. aku masih menunggu kau bertanya, apakah aku menderita.”

1 comment:

  1. Setelah terjawab maka akan diketahui siapa yang berkaca nantinya

    ReplyDelete