"Bagaikan
secangkir kopi dan hujan. Paduan pas untuk membalut kenangan. Meski ku sangat
menyukai hujan aku tak dapat menahannya untuk menemaniku menghabiskan secangkir
kopi pagi ini. Kehidupaan ini bukan selalu tentang hujan, terkadang ada juga
matahari karena ia pun tak ingin bunga layu dan mati"
Pagi
mendewasakanku, dengan waktu yang telah berlalu. Sisa kenangan malam tadi,
tersenyum kenangku melihat hujan sepagi ini. Bukan lagi remaja melainkan
dewasa, namun tetap saja cinta mempunyai energi yang istimewa. Sudah sewajarnya
jatuh cinta, layaknya adam dan hawa yang saling merindu meski tak berada
disyurga, seperti Nabi Muhammad yang mencintai istrinya, seperti Ayah yang tak
ingin kehilangan putrinya. Rasa itu tetaplah istimewa, meski dalam pengertian
berbeda.
Perbolehkan
aku tuk terseyum kembali menikmati secangkir kopi, mencari berkas lama dalam
memori, mencoba mendefinisikan cinta, yang ternyata tak perhah ku temukan
jawabannya. Untuk cinta yang satu ini, adalah hadiahku sebagai seorang manusia,
yang terkadang mengagumi manusia lainnya, dan berharap suatu saat nanti terjaga
menunggu kehadirannya meski hanya menyediakan secangkir kopi pelepas lelah
setelah bekerja.
Terkenang,
selalu terbayang masa perkenalan. Awal bertemu aku tersipu begitu juga dengamu
tak berani saling tatap dan gagap. Suasana sepi tapi berteriak dalam hati, merona
dipipi bermekaran bunga taman hati Lagi-lagi melibatkan waktu, ia merubah kami
menjadi tak lagi malu-malu, berinteraksi disetiap waktu meski kembali menjadi
bisu ketika bertemu.
\
Tersipu
selalu tersipu, sebenarnya apa yang sedang kita rahasiakan? Mengapa tak dapat
terungkapkan? Hanya lewati waktu bersama dengan rasa yang sedikit berbeda untuk
manusia lainnya. Ini istimewa, menurutku istimewa, rasa ini berhasil membuatku
tak berani menyebut namanya. Sungguh dahyat kekuatannya, hingga sekedar
menanyakan kabar hanya terbayang tanpa dapat terlaksanakan.
Besar
dan semakin besar, rahasia ini semakin tak dapat tertahan. Hingga terciptalah
pertemuan demi pertemuan sekedar menjawab rindu dan mencoba memecahkan rahasia
yang kita pun tak tahu. Dan lagi, waktu buatku tertunduk malu, ia
menyelamatkanku dari godaan cinta yang maya. Dia menjagaku dalam balutan kasih
yang mesra dan tinggalah perasaan yang lebih dari sekedar istimewa.
Waktu
mencegahku untuk jatuh cinta pada dunia, ia mengembalikan jalan indahku untuk
tetap kembali dengan cinta yang sebenar-benarnya. Sebelum terungkap rahasia, ia
berhasil membungkamnya dengan cara yang indah beraroma syurga. Duniaku mulai
menjauhiku, entah apa sebabnya aku pun tak tahu. Tak ada lagi pertemuan, meski
tak dapat berdusta rindu itu pasti ada. Bahagia ketika mendengar kabar dari
rekanmu, perubahanmu, dan bagaimana caramu menyimpan potretku dalam lembar
kehidupanmu yang baru.
Terkadang
rupamu tersamarkan oleh bayang lain yang ku anggap sama meski sebenarnya
berbeda. Tanpa sadar ku banyangkan dirimu kenanganku dan kenanganmu. Lagi-lagi
waktu menyelamatkanku, ia menjaga rahasia ini tetap terjaga agar kisah ini
berjalan sesuai dengan skenarioNya. Menunggu, dan menunggu, sembari ku
ungkapkan rahasia pada Sang Penulis Cerita, berharap aku dan dialah tokoh
utama. Meski begitu ku serahkan semua jalan cerita, karena ku sangat yakin
karya Sang Maha Cinta lebih indah dari kisah telenovela.
Bagaikan
secangkir kopi dan hujan. Paduan pas untuk membalut kenangan. Meski ku sangat
menyukai hujan aku tak dapat menahannya untuk menemaniku menghabiskan secangkir
kopi pagi ini. Kehidupaan ini bukan selalu tentang hujan, terkadang ada juga
matahari karena ia pun tak ingin bunga layu dan mati.
Tak
jauh berbeda dengan rahasia ini, karena cinta bukanlah sekedar jatuh, jatuh ke
tempat di mana banyak persimpangan yang menyesatkan. Cinta juga tak berujung,
tak hanya berhenti ketika mahar telah diterima oleh sang wali. Karena cinta itu
menjaga, menjaga sebuah rahasia. Rahasia yang hanya dikomunikasikan kepada Sang
PenciptaNya yang mampu menggerakan dirinya untuk sekedar menyebut namaku disetiap
kali ia menadahkan tangan di waktu ijabah. Hingga romantisme akan selalu
terjaga dalam cerita cinta yang indah berakhir di syurga. Aamiin.
Jimmi Romahdona
Sumber Gambar: https://www.google.co.id/search?q=hujan+dan+secangkir+kopi&client=firefox-a&biw=1366&bih=675&tbm=isch&imgil=FM5rCeHRxEpbXM%253A%253Bnd-0nU6KYbQHfM%253Bhttp%25253A%25252F%25252Fdinakamilaa.blogspot.com%25252F2013%25252F06%25252Fmalam-hujan-dan-secangkir-kopi.html&source=iu&pf=m&fir=FM5rCeHRxEpbXM%253A%252Cnd-0nU6KYbQHfM%252C_&usg=__H5r3zjS_IQZuOKDktPu1M7LTQ8s%3D&dpr=1&ved=0ahUKEwjj3a3j8aPMAhWNB44KHb7VCYgQyjcIJQ&ei=fvUaV-OmBo2PuAS-q6fACA#imgrc=SvMbzwPApJL3bM%3A
0 comments:
Post a Comment