Saturday, October 24, 2015

Untukmu yang Pernah Ku Perjuangkan

Untukmu yg pernah ku perjuangkan.



Aku adalah seseorang yang pernah berjuang untuk sebuah ikatan, bukan sekedar ikatan, namun sebuah rasa yang tak pernah terlupakan..



Untukmu yang selalu ku rindu, disetiap doaku, kuberharap mampu tuk menjadi bagian dari kebahagianmu, namun nyatanya aku hanyalah sumber lukamu. Kita yang pernah saling mencinta, kini sangat sulit meski hanya sekedar saling sapa.

Ini bukan mengenai siapa yang salah, kesalahan itulah aku, karena aku adalah orang yang sangat mengertimu namun masih tetap menuntut.. maafkan hati ini yang tidak kuat dan terlanjur hancur. Aku tak mampu lagi menatanya kembali seperti semula. Aku kehilangan sebagian dari ingatanku tuk merangkai kembali puzzle kehancuran hati ini.

Kaupun tahu aku hanyalah wanita yang hanya tau beberapa hal. Kaupun tau aku adalah wanita yang mudah dibodohi. Dengan bodohnya aku tersenyum saat kau panggil sayang dan menangis setelah kau berubah menjadi kamu yang seperti kamu beberapa detik kemudian.

Sayang.. maafkan aku jika saat ini aku mengundurkan diri. Aku tahu ada banyak gadis yang menginginkan dirimu. Sangat jauh berbeda denganku yg kau kenal sejak dulu. Bukan seperti mereka, yang pandai mewarnai bibirnya, melukis alisnya, berpakaian indah nan kekinian. Aku hanya gadis yang jarang mandi, kau pun tahu :), masuk anginan, dan tak bisa jauh dari minyak angin khas balita. Dan satu hal lagi, aku adalah seseorang yang berharap selalu melihatmu dari kaca jendela bus pagi dan siang saat berangkat dan sepulang sekolah.

Kesempatan bertemu adalah yg berharga, kini setelah diberikan kesempatan untuk dipermudah bersua semuanya telah berubah. Terik matahari siang mampu menahanmu, rintik hujan bervolume ringan mampu mengahalangimu. Berbeda saat dulu, senang rasanya melihatmu dengan kaki jenjangmu melangkah tak jauh dari gerbang sekolahku, meski terik tak dapt berbohon dengan menghasilkan wajah wajah rekanku yg memerah terpanggang panasnya matahari. Bukan hanya rintik hujan bervolume ringan, hujan petir yang menyamar tak menghambat kita untuk menikmati hidangan panas ditemani lilin ditengah gelapnya suasana mati lampu dengan seragam kita yang sama-sama berubah warna karena derasnya hujan.

Kita tersenyum... dan selalu jatuh cinta.


Namun, aku sadar bukanlah aku yang kau tuju, ada seseorang yg lebih baik dariku menunggu didepan pintu. Seberapa lamapun aku menunggu ku rasa tak akan bisa lagi melihatmu dengan senyum hangatmu. Biarkan aku pergi, jangan tahan aku dengan menarik ulur hati. Biarkan aku terbang dan tak lagi berlari. Karena dari sini ku bisa melihat kebahagianmu dengan jelas dan tak terbebani. Maafkan aku dengan egoku yang menginginkan kenyamanan diri. Inilah waktuku untuk pergi. Berbahagialaah, jangan pernah berlabuh pada seseorang yg kelak kecewakanmu seperti aku. Berbahagialah dengan ia yang berakhlak mulia serta bersabar memahamimu untuk menemanimu dalam indahnya syurgaNya kelak.

Untukmu yang pernah ku perjuangkan.
Aku tak lagi berharap jadi bagian dari kebahagiaanmu. Namun, ku berharap kau akan selalu bahagia meski aku telah pergi dari kehidupanmu. Semoga Sang Maha Cinta sentiasa menyertai dalam setiap detik kebahagianmu. Dengan Ridho dan Ampunannya berlindunglah. Terima kasih.

JRR

0 comments:

Post a Comment