Tuesday, September 20, 2016

Pengunduran Diri


Waktu berputar seperti roda kecil yang menggulung dengan cepat mewakili masa, menyadarkan kita akan hal yang telah dilalui. Tentang dua roda kecil yang mengisi angan dan harapan lalu dan masa depan, mewakili rindu akan seseorang yang sedang dalam pengunduran diri. Bercerita mengenai hal indah sebuah pengharapan, karena kita bisa menyusun sebuah cerita dengan akhir bahagia meski pada kenyataannya itu masih menjadi rahasiaNya.

Dua roda yang memenuhi masa lalu, banyak cerita tentangnya hingga tidak cukup satu kertas untuk mengisahkan kembali kenangan itu. Sedikit cerita mengenai kita yang sering terhenti karena dua roda, bahagia hanya dengan mengenangnya, mungkin kebahagiaan itu hanyalah aku yang dapat rasakan, lalu bagaimana dengannya?

Kita terdiam setelah banyak cerita tentang dua roda. Tidak pernah saling menyapa dan tersenyum sekenanya. Perjumpaan setiap hari hanya menjadi penghias memori lampau yang senantiasa menari ketika potret itu berhasil mengingatkanku.

Akhirnya diam itu membuatku menyerah dan larut dalam pengunduran diri. Kita menjalani hidup masing-masing seperti masa yang lalu ketika kau tersenyum tanpa mengenal siapa diriku. Tanpa canda bersama kita melakukan hal yang kita senangi untuk kebahagiaan diri. Perlahan pengunduran diri ini mendekati berhasil, setelah beberapa kali berhasil kau gagalkan hanya dengan sebuah nama. Namamu yang terdengar atau hanya sekedar melintas di atas nama yang lain.

Pengunduran diri, kurasa berhasil…..

Waktu berlalu menunjukan kegagahannya, polesan yang lebih mencolok dari biasanya, kebaya dan toga menunjukan akan perkembanganku untuk melampaui proses selanjutnya. Tanpa memikirkan suatu hal apapun aku bersyukur telah melalui banyak hal yang mungkin tidak bisa dilakukan orang lain. Hari ini aku sangat bahagia, pipiku lebih merona dari biasanya, karena banyak bunga yang kugenggam hari ini menandakan banyak pencapaian yang telah kuraih.

Ku lihat roda itu kembali berputar dari kejauhan. Bisingnya sungguh tidak asing, semakin dekat terlihat sosok yang sangat ku kenal tersenyum menghentikan roda dan mendekat.

Setangkai mawar merah mendekat dan membuatku mengabaikan warna-warni yang berada dalam genggaman.

“Selamat ya.” Senyuman itu kembali.


Terima kasih telah berhasil kembali menggagalkan pengunduran diri.

Related Posts:

  • Puisi Tentang seorang gadis yang mengartikan sebuah genggaman. Berasal dari beberapa puisi yang membuat harinya merona, memberikan harapan kepadanya akan terisinya sela jari dengan jari sang pujangga setelah ikrar atas nama ag… Read More
  • Pengunduran Diri Waktu berputar seperti roda kecil yang menggulung dengan cepat mewakili masa, menyadarkan kita akan hal yang telah dilalui. Tentang dua roda kecil yang mengisi angan dan harapan lalu dan masa depan, mewakili rindu akan ses… Read More
  • Cup of Coffee 3# PERKENALKAN ! Perkenalkan aku, Seseorang yang mencoba berbeda dari biasanya, Ingin lebih tertunduk, Pada setiap ayat yang menjadi kepastianNya, Bukan menjadi seseorang yang baru, Melainkan menjadi lebih baik dari yang… Read More
  • Seketika Kita saling menyapa. Saling berpuisi seakan mengerti keindahan arti dari tiap bait yang tertulis tentang sebuah kekaguman. Berangan-angan tentang masa depan bersama. Hingga suatu malam.. "Malam ini aku telah melamarnya."… Read More
  • Cup of Coffee 4# CINTA Dosalah aku yang telah terjatuh Hanya dengan mata aku terjerat Hanya dengan suara aku tertipu Aku tidak tahu mengapa Namun aku melihat syurga disana Meski ku tidak tahu tentang kehendak Bolehkan aku berhara… Read More

0 comments:

Post a Comment