Waktu
berputar seperti roda kecil yang menggulung dengan cepat mewakili masa,
menyadarkan kita akan hal yang telah dilalui. Tentang dua roda kecil yang
mengisi angan dan harapan lalu dan masa depan, mewakili rindu akan seseorang
yang sedang dalam pengunduran diri. Bercerita mengenai hal indah sebuah
pengharapan, karena kita bisa menyusun sebuah cerita dengan akhir bahagia meski
pada kenyataannya itu masih menjadi rahasiaNya.
Dua
roda yang memenuhi masa lalu, banyak cerita tentangnya hingga tidak cukup satu
kertas untuk mengisahkan kembali kenangan itu. Sedikit cerita mengenai kita
yang sering terhenti karena dua roda, bahagia hanya dengan mengenangnya,
mungkin kebahagiaan itu hanyalah aku yang dapat rasakan, lalu bagaimana
dengannya?
Kita
terdiam setelah banyak cerita tentang dua roda. Tidak pernah saling menyapa dan
tersenyum sekenanya. Perjumpaan setiap hari hanya menjadi penghias memori
lampau yang senantiasa menari ketika potret itu berhasil mengingatkanku.
Akhirnya
diam itu membuatku menyerah dan larut dalam pengunduran diri. Kita menjalani
hidup masing-masing seperti masa yang lalu ketika kau tersenyum tanpa mengenal
siapa diriku. Tanpa canda bersama kita melakukan hal yang kita senangi untuk
kebahagiaan diri. Perlahan pengunduran diri ini mendekati berhasil, setelah
beberapa kali berhasil kau gagalkan hanya dengan sebuah nama. Namamu yang
terdengar atau hanya sekedar melintas di atas nama yang lain.
Pengunduran diri, kurasa
berhasil…..
Waktu
berlalu menunjukan kegagahannya, polesan yang lebih mencolok dari biasanya, kebaya
dan toga menunjukan akan perkembanganku untuk melampaui proses selanjutnya.
Tanpa memikirkan suatu hal apapun aku bersyukur telah melalui banyak hal yang
mungkin tidak bisa dilakukan orang lain. Hari ini aku sangat bahagia, pipiku
lebih merona dari biasanya, karena banyak bunga yang kugenggam hari ini
menandakan banyak pencapaian yang telah kuraih.
Ku
lihat roda itu kembali berputar dari kejauhan. Bisingnya sungguh tidak asing,
semakin dekat terlihat sosok yang sangat ku kenal tersenyum menghentikan roda
dan mendekat.
Setangkai
mawar merah mendekat dan membuatku mengabaikan warna-warni yang berada dalam
genggaman.
“Selamat
ya.” Senyuman itu kembali.
Terima
kasih telah berhasil kembali menggagalkan pengunduran diri.
0 comments:
Post a Comment