Kita
dipertemukan tanpa sengaja, berbagi cerita tanpa tersadar pagi sudah buta.
Hingga tercipta sebuah rasa yang tidak cukup diikat dengan kata cinta. Niatan
baik terucap teriring dengan doa di setiap nama yang senatiasa berkeliling di antara
ingin duniawi. Menjaganya agar tetap suci adalah tujuan yang bukan hanya
diucapkan melainkan mampu di perlihatkan. Nyatanya semuanya berjalan sesuai
dengan harapan.
Waktu
berlalu, doa itu semakin deras. Harapan demi harapan tertulis bersama puisi. Tidak
pernah ku ketahui memanglah sebuah ekspresi atau sekedar rayu, setidaknya
beberapa kata itu mampu membuatku meranum. Jawaban itu terungkap bersama
pertemuan-pertemuan yang kita ciptakan. Ditempat yang jauh, kita bersama
tersenyum menikmati keringnya tanah dan hembusan angin. Ditengah hamparan air
yang luas, kami bercanda di bawah pohon yang mengering di tanah yang tandus
berwarna kelabu.
Lelah
setelah itu menjadi kenangan yang tidak pernah terlupakan. Betapa bahagianya
ketika mereka bertanya ada apa dengan kita, menjawab seolah tidak ada apa-apa
seperti remaja semestinya, menyembunyikan senyum yang berarti memang iya. Dari
situ ku pastikan itu bukan sekedar merayu, setelah kau berani sesekali meminta
restu.
Doa
belum sepenuhnya terjawab, ada hal menakjubkan terjadi setelah waktu. Ia
memperlihatkan padaku jawaban yang sesungguhnya dan tidak lagi semu. Kau
meminta restu pada wali seorang gadis yang kau penuhi harinya dengan puisi dan
lagu dengan meminta izin dariku.
0 comments:
Post a Comment